15
Agu
07

pola yang berbeda

23072007138.jpg

perhatikan gambar pintu depan sebuah rumah ini. ada yang aneh? yak, betul, pola kaca pintunya berbeda antara daun pintu kiri dan daun pintu kanan. kok bisa beda?

panjang ceritanya, tapi kalo ga diceritain mana bisa selesai kan? ahaha~

jadi waktu smp, saya tuh suka banget (atau terobsesi yah?) untuk melompat menggapai balok penyangga yang ada di tengah langit2 ruang tamu rumah tersebut. (iya, waktu smp saya tinggal di rumah itu) yah, mungkin biar tambah tinggi kali yak? tak tau juga lah, pola pikir rifu waktu smp kan memang susah ditebak.

070720_152313.jpg

nah, balok penyangga itu pada saat kejadian penyebab pola kaca berbeda itu sudah sering aku gapai. ya tentu saja dong aku pengen tantangan berbeda. aku memutuskan untuk mencoba menggapai langit-langitnya aja sekalian. tingginya kira-kira sepuluh senti lebih tinggi daripada balok itu.

karena sadar bahwa aku harus melompat lebih tinggi (lagu sheila?) untuk menggapainya, maka aku pun mengambil ancang-ancang di ruang tamu yang tidak seberapa besar itu dan mulai berlari ke arah lompatan yang akan ku lakukan.

yak, dan saya pun melompat..

*ah, tipis kali.. sedikit lagi kena tuh..* adalah apa yang apa di kepala saya waktu itu…

ketika mendarat, saya tersadar bahwa saya berada tepat di depan pintu. tangan saya pun refleks terangkat ke arah pintu untuk menghentikan laju saya. yang aneh, saya kok sempat-sempatnya berpikir bahwa “ini rumah tua, bisa2 pintunya jebol, ya sudah deh, geser tangan sedikit sehingga yang kena kacanya aja, masih mending rumah ga punya kaca pintu depan daripada rumah ga punya pintu depan”. jadilah tangan saya tergeser dan menuju dengan deras ke arah kaca.

tentu saja kaca itu pecah. konon pecahannya sampai ke jalan raya. dan tangan ku pun menjadi korban. ada robekan besar di lengan kanan sebelah luar, dua robekan yang lebih kecil di siku, dua sayatan kecil di pergelangan tangan dan satu sayatan kecil di telapak tangan. robekan di lengan atas itu yang edan. bentuk lukanya lebih seperti disayat dari sudut miring sehingga kulit dan jaringan adiposa di bawahnya yang berwarna putih sampai menggulung ke arah dalam. bila aku pikirkan lagi saat ini, alhamdulillah luka itu tidak terbuka sampai ke tulang dan tidak mengenai arteri besar.

anehnya, luka sebesar itu malah terasa tidak terlalu sakit dibandingkan dengan luka terjatuh di aspal yang biasa aku dapat ketika maen sepatu roda. setelah aku menyadari apa yang terjadi dalam sepersekian menit itu, aku segera ke sumur untuk membasuh luka seperti yang biasa orang lakukan ketika terluka. bulekku yang melihat pun segera menyuruh aku ke rumah sakit.

aku dianter ke rumah sakit naik motor dengan darah berceceran dari lengan ku yang hanya sempat dibalut kaos oblong untuk menahan aliran darah. aku menyaksikan darah ku menetes2 ke aspal jalan selama perjalanan singkat ke rumah sakit itu. *sok dramatisir* eh, tapi beneran itu yang terjadi.

sesampainya di rumah sakit, aku segera diterima di UGD dan diperiksa bidan (eh atau dokter yah?). komentar pertama bidannya (iya iya, gw masih bingung, yang waktu itu meriksa gw bidan atau dokter) itu ada yang seperti ini: “Wah, lukanya parah sekali, mungkin harus dioperasi plastik”. buset dah!! operasi plastik? edun!! separah itukah?

yah tapi akhirnya ga jadi sih operasi plastiknya. cuma dijahit biasa aja kok, tentu saja setelah dibius lokal. aku menyaksikan sedikit demi sedikit lengan ku dijahit dengan jarum melengkung, dengan pandangan impulsif. *ya iya lah, udah dibius, ga kerasa sakitnya, malah rasa penasaran kan yang keluar*

total ada tiga puluh lima jahitan. 18 jahitan di luka besar di lengan atas, 13 jahitan di dua luka di siku, 3 jahitan di pergelangan tangan, dan satu jahitan di telapak tangan. haha, dan yang paling sakit ketika dijahit malah yang di pergelangan tangan. padahal cuma satu jahitan..

dan ini bagian yang agak memalukan, setelah luka2 ku selesai dijahit dan diperban.. I have to get a TT shot on my gluteus!!! yes, on my gluteus!! udah gitu sempet ada adek sepupu cewek gw yang ngintip pulak, malu kan?! yah, tapi daripada kena tetanus sih, mau gimana lagi?

kemudian, setelah diberikan obat *aku lupa obatnya apa, antibiotik kali yah?* aku pun pulang. berwudhu dan sholat ashar dengan perasaan yang sangat aneh karena lengan kanan yang sangat sukar ditekuk dan.. hmmm, kok aku lupa ya seterusnya.. *langsung lanjut ke besoknya aja deh*

siyalnya, kejadian ini tepat terjadi sebelum promotion test di LIA dan besoknya ada ujian sumatif matematika. gwwaaaa!!!!! akhirnya aku harus ngambil promotion tes susulan dan.. tuh kan aku lupa lagi.. berapa yah nilai matematika ku waktu itu?

sekarang.. setelah diingat2, alhamdulillah ga ada luka yang kena arteri besar, kan bisa gawat. haha, malah jadi reminiscing nih, nulis gini karena baru aja balik ke rumah masa smp itu pas liburan kuliah kemaren :mrgreen:


39 Tanggapan to “pola yang berbeda”


  1. Agustus 15, 2007 pukul 11:42 pm

    Pertama pakai `saya`, terus jadi `aku`, skrinsyut-nya belum ada, segera ya. :mrgreen:

    Dan… ini postingan yang `agak seram`, menceritakan darah-darah Rifu yang tumpah dan berceceran, sampai wacana operasi plastik yang sempat tercetus. πŸ˜†

    Haa, ngeri betul ya itu kejadiannya, -__-`

  2. Agustus 16, 2007 pukul 6:11 am

    ada gw nya juga lho, inkonsistensi itu.. inkonsistensi.. :mrgreen:
    sebenernya pengen kasih skrinsyut scar bekas lukanya juga, kan cewe suka bekas luka kan? ah, tapi…ngga usah deh πŸ˜›

    hmmm, apa dikasih rating aja kali yak? 18+ πŸ˜†

    huff, iya ngeri, mau nyobain? 😈

  3. Agustus 16, 2007 pukul 9:24 am

    hmmm…
    ini yg waktu itu rifu ceritain ya?
    btw, fu…
    welkom bekkk! πŸ™‚
    ma pasti udh kangen bgt tuh
    tafi skrg tampaknya virus hiatus menyerang ke saya nih…
    πŸ˜•

  4. Agustus 16, 2007 pukul 8:32 pm

    @grace
    iya, tyo juga kena tuh tampaknya, menyebar kali yak?
    hehe, makasih banget nih “welkom bek” nya πŸ˜€

    @desti
    ngga ada sundel bolongnya kok.. ahihi~
    *rifu iseng amat sih pasang linknya*
    hehe, bukan horor kok, cuma rated ajah ::mrgreen

  5. Agustus 17, 2007 pukul 3:12 pm

    Rifu benar2 konsisten pada keinkonsistensi-annya…salut Bung πŸ˜€

    total ada tiga puluh lima jahitan. 18 jahitan di luka besar di lengan atas,13 jahitan di dua luka di siku,

    Kenapa gak rikues total jahitan ditambah 10 lagi tapi jahitan di lengan atas dikurangi satu dan jahitan di dua siku dikurangi 5 biar lebih nasionalis….45, 17, 8 :mrgreen:

  6. Agustus 17, 2007 pukul 7:17 pm

    kalo yang di lengan atas dikurang satu dan di dua siku dikurang lima, bagaimana mungkin totalnya jadi 45? :mrgreen:

  7. Agustus 18, 2007 pukul 2:45 am

    Kan bisa ditambahkan di pergelangan tangan atau telapak tangan Rif πŸ˜€

  8. Agustus 18, 2007 pukul 5:34 am

    sepuluh jahitan di palm atau wrist? :O
    kalo di palm, garistangan saya ntar kacau balau..
    kalau di wrist, ntar saya dikirain ornag depresi yang demen nyobain suicide..

    PAK deking, ditanggepin aja nih :mrgreen:

  9. Agustus 18, 2007 pukul 2:27 pm

    memang, Rifu ini anak bandel kok!
    *tabokin Rifu*

    :mrgreen:

  10. Agustus 18, 2007 pukul 5:53 pm

    nakal?? ahaha~ sedikit hiperaktif mungkin.. :mrgreen:

  11. Agustus 19, 2007 pukul 8:21 pm

    I have to get a TT shot on my gluteus!!! yes, on my gluteus!!

    πŸ˜† πŸ˜†
    *ngakaaak!!!*

    emang ga bisa pake Tetagam aja ya? di deltoid doang,,

    anw, kok kayanya Ma pernah denger ya ceritanya,,??
    *inget inget*

  12. Agustus 20, 2007 pukul 8:34 am

    haha, aku tau kalo Ma pasti bakal ketawa di bagian itu *grin*
    waduh, dulu waktu SMP aku kan ga tau apa2 Ma, tidak bisa minta alternatif yang lain..

    iya iya, pernah denger kok, pas kopdar pertama πŸ˜€

  13. 14 oRiDo
    Agustus 20, 2007 pukul 3:56 pm

    iya..
    aku juga pernah suntik anti tetanus di itu tuh..
    yah emang apa boleh buat..
    daripada daripada..
    πŸ™‚

  14. 15 secondprince
    Agustus 20, 2007 pukul 5:32 pm

    “total ada tiga puluh lima jahitan. 18 jahitan di luka besar di lengan atas, 13 jahitan di dua luka di siku, 3 jahitan di pergelangan tangan, dan satu jahitan di telapak tangan. haha, dan yang paling sakit ketika dijahit malah yang di pergelangan tangan. padahal cuma satu jahitan..”

    satu jahitan itu maksudnya telapak tangan kan bukan pergelangan tangan
    mungkin Mas telapak tangan itu terakhir jahitnya jadi efek anestesi lokalnya udah mulai hilang, kira-kira sih
    makanya sakit

    sekarang Mas udah punya pola pikir yang berbeda kan
    kalau mau antitetanus Tetagam aja biar gak malu
    eh beneran waktu itu Mas malu ya?

  15. Agustus 21, 2007 pukul 4:40 am

    @oRiDo
    iya mas oRiDo, daripada.. :mrgreen:
    btw, baru pertama kali komen disini? salam kenal..!! mau tukeran link? πŸ˜€

    @secondprince
    iya bharma (kok panggil aku pake mas sih?), mungkin memang udah ilang efek anastesi lokalnya, memang yang terakhir dijahit. dan karena saraf di telapak banyak kali yah?
    *kamu kok ga pernah kasih link sih bharma? kan aku pngen tukeran link..*

    *lagi demen tukeran link*

  16. 17 anginsurga
    Agustus 21, 2007 pukul 2:25 pm

    Jendela sapa tuh..??

  17. Agustus 21, 2007 pukul 3:13 pm

    hmm teka-teki tentang bekas luka di tangan akhirnya diceritakan juga πŸ™‚ lukanya pasti pedih… waktu eSDe dulu juga Saya pernah luka di lutut (waktu liat darahnya mengucur seremm juga… hiii), alhamdulillah sembuh 8) meski tidak dijahit tapi bekas lukanya masih ada sampai sekarang 😦

  18. Agustus 22, 2007 pukul 8:26 am

    @anginsurga
    bukan jendela, tapi kaca pintu itu. itu di rumah saya yang saya tempatin waktu smp. bentar, kepemilikannya atas nama siapa ya… pokoknya itu rumah ibu saya waktu kecil lah.. :mrgreen:

    @salman
    heee? teka teki? pernah saya teka teki kan ke salman gitu? :mrgreen:
    hmmm, biasanya luka ngucur yang ga dijahit, bekas lukanya lebih gede, bener ga?

  19. Agustus 22, 2007 pukul 1:10 pm

    iya ntar aku panggil Rifu
    kalau memang keberatan Mas eh Rifu

  20. Agustus 22, 2007 pukul 1:15 pm

    Welkomm… Telat nih saya…

    *buka layanan nambah bekas luka gratis*
    Mumpung lagi jamannya tesis nih… Lumayan, buat ngilangin suntuk :mrgreen:

    Btw, gimana lombanya? Sukses kah?

  21. Agustus 22, 2007 pukul 4:22 pm

    @secondprince
    makasih πŸ™‚

    @suandana
    mas suandana kemana aja? kemaren kok ngga ikut kopdar?
    eh eh eh, layanan menambah bekas luka? nggg, ke pejagalan aja mas, banyak ayam dan sapi tersedia :mrgreen:

    o ya, belum kasih tau yah saya… hehe, ga masuk yang didanai πŸ˜›
    paling diikutin yang PKM juga ntar,paling lambat 15 september *omg, tiga minggu lagi, gyaaaa…!!!*

  22. Agustus 23, 2007 pukul 2:57 pm

    kayanya sih iya bener, sampai sekarang masih ada dan keliatan sekali bekasnya 😦

  23. Agustus 30, 2007 pukul 9:10 pm

    *seruput teh hijau*

    Saya jadi ingat waktu saya jadi dipaksa jadi umpan di perang Vietnam…

    Karena panik, saya menjadikan atasan saya seorang human shield… Darah dan otaknya bertumpahan di pavement, dan mengenai seragam saya… Menyedihkan sekali…

    *seruput teh hijau*

    Atau sewaktu saya disuruh menetralisir terorisme kelas menengah di Nebraska….

    Kok jadi membual begini, ya? πŸ˜†

  24. Agustus 30, 2007 pukul 9:14 pm

    I have to get a TT shot on my gluteus!!! yes, on my gluteus!! udah gitu sempet ada adek sepupu cewek gw yang ngintip pulak, malu kan?!

    πŸ˜†

  25. September 1, 2007 pukul 6:58 am

    yaaa yaaaa, ketawa sana… πŸ˜›

  26. September 2, 2007 pukul 5:34 pm

    Difo ngimpii!!! πŸ˜†

  27. 28 Ina :P
    September 4, 2007 pukul 10:53 am

    Uh…nga ikutan dijahit tapi ikutan ngerasain sakit na…plus ngeri bayangin jarum na keluar masuk nembus kulit. Ihhhh…..!
    *tutup mata

    Salam kenal Rufi, makasih juga dach comment di blog aku.
    Ina dah add link kamu di blogroll. Link balik yach.

    Btw….ceritana ada yg lebih seram lagi nga πŸ˜€
    *kaburrrrrrr…..

  28. September 5, 2007 pukul 1:27 pm

    *Cast Healing Wind*
    Nah, dah sembuh, tuh. :mrgreen:

    I have to get a TT shot on my gluteus!!! yes, on my gluteus!! udah gitu sempet ada adek sepupu cewek gw yang ngintip pulak, malu kan?!

    Gluteus itu apaan, ya?
    *Pura – pura ga ngerti*

  29. September 5, 2007 pukul 6:04 pm

    eh Ina.. rufi? monkey d rufi? :mrgreen:

    makasih Pandu atas rune nya 😳
    gluteus itu… udah nyoba nyari di wikipedia belum?

  30. 31 Ina
    September 7, 2007 pukul 1:08 pm

    sorryy…:mrgreen:
    kesalahan bukan pada mata anda tapi pada tangan saya yang salah mengetik na.

    pantesan aja nga di link balik..wong rifu na ngambek.

    *ngajak rifu damai

  31. September 7, 2007 pukul 2:59 pm

    *damai* :mrgreen:
    eh, tapi karena ini dari kampus, aku tambahin link nya belakangan yah, ga login ini.. πŸ˜›

  32. September 8, 2007 pukul 6:39 pm

    Keknya pernah denger cerita ini nih. :mrgreen:

  33. September 10, 2007 pukul 8:16 pm

    hmmm, dimana yah? di plasa semanggi bukan πŸ˜›

  34. September 11, 2007 pukul 4:15 pm

    oke.. kalu yang ginian.. aq titip absen ja
    ga berani mikirinnya

  35. September 12, 2007 pukul 1:24 pm

    ko cuman manjat pintu, ngga sekalian manjat genteng??!

  36. September 12, 2007 pukul 8:40 pm

    @may
    maaf deh maaf kalo misalnya ada yang perlu disensor. ini cerita sebagaimana adanya kok..

    @traju
    hee? manjat pintu? bukan, itu pintunya… gimana yah, sederhananya “ketabrak” sama gw lah.. :mrgreen:

    *rifu, pintu segede gaban gitu kok bisa ditabrak sih??*
    huhuhu.. *scroll up* :mrgreen:

  37. 38 miftah_keren
    Oktober 24, 2007 pukul 12:13 pm

    hadoww… nampak keren buat pola pikir anak smp yang lagi dalam posisi labil mau nabrak pintu. –mendingan ilang kaca rumah daripada ilang pintu rumah–
    tapi fu, emang enakan ngelakuin ampe berdarah2 apa yang bikin kita penasaran daripada berdarah2 nahan penasaran yang ga dilaku2in.. eks: naik gunung pake rok berdua ma adek yang cewe pula ga bawa peralatan secuil pun. cuma pengen ngilangin penasaran ada apa dibalik gunung bernama Watu Sipat itu. dan setelah tau, teriak sekenceng2nya dan disambut dengan lolongan anjing utan yang bikin ciut nyali pas mau turun gunung… kepergok si anjing ga ya?

  38. Oktober 24, 2007 pukul 4:09 pm

    eh, kalo gw itu bukan out of curiosity lho, itu efek samping dari self-set-goal — yaitu menggapai langit2 –yang ngga kesampean :mrgreen:

    eh eh eh, emangnya ada apa di balik Watu Sipat itu?


Tinggalkan Balasan ke anginsurga Batalkan balasan


berapa orang sih yang hadir?

tracker

Parameter eksistensi kah?

  • 145.478 hits