Salah satu nilai yang saya junjung tinggi adalah kejujuran. Termasuk didalamnya adalah konsisten dengan apa yang ditulis dan dikatakan. Saya pun selalu berusaha untuk jujur (apakah saya orang suci? bukan, ingat, “selalu berusaha” belum tentu berhasil!).
Nah, salah satu ketidakberhasilan saya adalah, terkait dengan post sebelumnya, tentang rasa suka itu.. anda mungkin berpikir saya adalah seorang aktivis masjid yang berpendapat bahwa pokoknya yang namanya pacaran, hts, relationship before marriage atau apapun lah namanya itu zina/mendekati zina, dan bahwa melihat dari tulisan saya, pasti saya tidak akan pernah “terjerumus” ke hal2 tersebut. Itu belum tentu benar! Saya, asal anda tahu saja, sering nembak cewek!
Tuh, kelihatan kan ketidak konsistenan saya! Tapi, itu ada alasannya. Bukan, bukan sering nembaknya yang ada alasannya. Tapi alasan dari ketidakkonsistenan saya.
Sebagai manusia, iman (cailah.. iman!) kita sering naik turun. Sering kalah sama yang namanya nafsu. Ketika nafsu sudah melewati barrier-barrier awal, seperti: “woi, dia itu high quality akhwat, sedangkan kamu sendiri?” atau “emang kamu udah punya sesuatu yang bisa dibanggain, sesuatu yang bisa bikin dia tertarik ama kamu?” (zlleeebbbb… uhuk2 ga jelas), dan barrier terakhir (jreng jreng jreng, tidak salah dan tidak bukan, iman) sedang turun2nya…
Maka, dapat dibuktikan bahwa…
Eh, bukan.
Maka terjadilah itu, “saya suka ama kamu” (tidak, saya masih cukup “tahu diri” untuk tidak menanyakan kesediaannya, cuma saya tidak tahu ada dimana “diri saya” ketika saya menanyakan kesediaannya)
Tidak, ini bukan fakta, cuma sedikit sintesis dari beberapa kepingan berbeda sejarah saya.
Jadi, eh, ya jadi… apa hubungan ama inkonsistensi ama perasaan? Bahwa perasaan yang mungkin saya sedang rasakan itu, dengan berat hati saya, katakan, bisa jadi inkonsisten juga!
ga ngerti gw rief..bahasa lo berat euy… 😀
intinya sih…
1. gw sangat ingin menjadi orang yang konsisten, dan
2. penghambat utama dari hal itu adalah perasaan gw,
3. padahal perasaan gw juga inkonsisten.
hehe, biasa lah Fan, cowok lagi suka cewek, suka berkata2 yang aneh2. thx ud komen.
wassalamu ‘alaikum.
Jadi lo selalu punya gebetan dong selama ini?? 😀
@Sora9n
Kapan sih gw pernah ga punya gebetan?
Eh, on second thought, kayaknya pernah, dulu pas ikut pelatihan I**, ga sempet mikirin gituan, dan malah jadi ajang yang tepat untuk men-delete perasaan gw terhadap seseorang (itu sekalinya gw bisa men-delete dan tidak meng-overwrite).
Lo bukannya sekarang juga lagi punya ya Sora-kun? yang miladnya agustus itu lho?
Sepertinya saya tahu alasan akan hal ini hehehe…
BTW tentang inkonsistensi…
Itu sangat manusiawi…manusia kan makhluk yang
seharusnyadinamis…Sedangkan dinamisme itu identik dengan perubahan…
yg penting dan yg sulit adalah bagaimana kita mengendalikan dan memanfaatkan perubahan itu…
*Sok tahu mode ON* 😀
Hmm, iya ya? Sekadar platonik aja kok. Heu…~ (-_-)’
@deking
kira2 apa ya Mas? 😀
wah, betul itu. rasa, sebagai bagian dari kemanusiaan kita itu memang sering berubah. tapi kalo cara kita menanggapi rasa itu dari dulu ya gitu2 aja kan ga bener namanya. cara kita menanggapi hal inkonsisten harus inkonsisten juga.
@sora9n
berarti sama cewek beneran kan?! wah, kalau gitu bisa dicari ini siapa orangnya… hm, anak EP juga kah?
Bukan, Farmasi U* …
Heuu…~ (-_-)
haha. blog baru, yah. semoga lebih terawat dibandingkan yang lama 🙂
konsistensi perasaan, yah. gw sih nggak melihat masalahnya, tuh. kalau memang suatu hubungan bisa berjalan baik (terlepas dari soal zina, ikhwan, dan akhwat lho ya 🙂 ) seharusnya sih tidak ada masalah soal menyukai dan disukai, kan?
yah, berhubung gw sudah cukup lama tidak merasakan ketertarikan khusus (baca: jatuh cinta) terhadap seorang cewek, mungkin agak kurang pas juga sih gw ngomong begini 😛
tapi jadi inget,
contoh inkonsistensi? *doh* 😛
amin! setelah satu tahun lebih blog lama ga disentuh.. (april2006-april2007). kalo disini enak sih, banyak yang komen!
woy, bukannya gw lagi ngomong tentang inkonsistensi dan masalahnya ya? hm… nah, tapi kalo hubungannya ga bisa berjalan baik gimana?
ce i lee… Hime dikemanain?
hm3x, tks ud komen Yud!
[OOT]
Fu, URL-nya yud1 di blogroll lo salah tuh. Harusnya .csui04.net, bukan .csui4.net…
[/OOT]
Btw, bikin halaman baru dong buat guestbook. Nggak enak nih OOT di entry blog. 😉
:: Rifu
maksud gw, dengan keadaan tersebut seharusnya masalah inkonsistensi ini tidak akan muncul. lho, masalah kok dibikin sendiri? 😉
sudah fitrah (deuu… ganti deh: nature *sebelum diamuk beberapa kalangan*)-nya manusia itu menyukai lawan jenisnya. kalau tidak melanggar hukum, seharusnya nggak masalah, kan?
AFAIK, hal ‘mendekati’ ini memang tidak didefinisikan secara eksplisit, dan tidak ada hukum yang jelas-jelas mengaturnya, baik dalam hukum negara atau hukum Islam. CMIIW.
…jadi ngapain dibikin inkonsisten? masalah kok dicari… 😉
::
cara lain: jangan jatuh cinta. nggak ada constraint yang dilanggar dan inkonsistensi dengan hal tersebut, tuh
~sampaiLupa
~kapanTerakhirKaliYaa 🙂
maksudnya dengan keadaan dimana tidak ada masalah dengan menyukai dan disukai gitu?
Gini, kalo perintah yang tentang menjauhi itu konteksnya dalam usaha preventif, dan tentu saja penafsirannya akan berbeda untuk masing-masing orang tentang sejauh apa upaya pencegahan yang harus dilakukan. kalo gw, ya itu, suka ya suka (karena menurut gw itu fitrah) tapi jangan dikasihtau ke orang lain. CMIIW juga!
bukannya dicari, tapi memang tidak memungkinkan untuk terjadinya keadaan dimana bisa terjadi “hubungan” yang baik2 saja. (halah, bilang aja emang si cewe nya yang ga suka ma gw, ups…!)
Wah, ga fitrah itu! 😛
Lho, mangnya kapan Yud? 😛
:: Rifu
tahu, yah. kayaknya > 1 tahun, deh 😛
~waai
~kokJadiNgobrolGini?
hmmm…*manggut manggut*
ga ngerti nih sbnrnya soal inkonsisten dll..*maklum lemot*
lho….ternyata ikhwan tuh bs jatuh cinta juga yah??
smpe nembak juga?
saya pikir ga mungkin,,,
saya juga pernah naksir ikhwan..*wlopun ujungnya patah hati gila2an*..
sekarang saya udh niat nih…
ga mo jatuh cinta sblm akad nikah!
“tapi ga fitrah”
biarin ah..drpd nyakitin diri sndiri lagi,,,
capek bgt soalnya suka sm org itu,,,
i think i’ll be alone for a while.. *lha kok jadi curhat sndiri?!hehe*
Tuh rifu,, ikhwan bisa ampe nembak ya??? 😛
(Ma jail amat sihh,,)
@9racehime
oo, baca dulu tulisan saya yang lama, yang “artikel jalan terang” itu lho..
lho kan namanya fitrah? kalo ga bisa jatuh cinta malah tambah parah dong dunia…
nembak? ngga kok, cuma rasa “ingin” menyatakan yang sangat besar.. tapi ga sampai nembak…
ikhwan? siapa? saya? ah, ngga kok, saya cuma sering nginep di sekre unit kegiatan masjid..
@Ma
hush… hush… shi.. shi… pergi sana… jadi orang kok jail beut ya?
eeee, menurut saya itu yang kontrol dirinya kurang…
ikhwan? siapa? saya? bukan.. nembak? ngga kok…
btw, hmm, bisa aja sih “nembak”, modelnya kaya gini nih:
“bersediakah ukhti menjadi ustadzah rumah saya?”
huhuhu…
wassalamu ‘alaikum
*menyimak entry dan komentar*
Hi hi… banyak “rupanya” dan “ternyata” jadinya… 😀
Eh, iya sih memang alami rasa itu cuma terkadang ada harapan bahwa orang yang punya pemahaman lebih akan lebih meng-alami-kan tindakan preventifnya…
Eh Rif, apa gak terkenal “pengrajin nembak” di kalangan cewe tuh…?
😛
*lari sebelum Rifu ngamuk*
hmm, maksudnya internalisasi pemahaman ke dalam kehidupan sehari-hari ya? iya juga tuh… contoh: semakin besar rasa seseorang terhadap seseorang lainnya (lawan jenis) sementara belum waktunya.. semakin sadar pula orang itu bahwa pengungkapan yang sangat diinginkan itu belumlah pada waktunya… kurang lebih seperti itu…
GRAAAAOOOOO…!!!! *ngejar2 jejakpena*
@ jejakpena
*ketawa guling-guling*
*ngakak* 😆
Well… believe it or not… 😆
****************!!!!!!! *Rifu teriak2 nama asli Sora*
kok jadi ngomongin gw sih? ini kan seharusnya ngomongin fenomena yang disebut dengan “perasaan”…
Apa..?!? Apa..?!? *pake intonasinya Tukul*
jadi kita punya beberapa definisi.
(1) pacaran, hts, relationship before marriage atau apapun lah namanya itu zina/mendekati zina
(2) rifu adalah seorang ikhwan (ya iyalah! rifu kan cowok, masih muda? artinya ikhwan kan ‘pemuda’?) yang berprinsip sesuai dengan (1)
(3) rifu sering nembak cewek
semua definisi diambil dari tulisan rifu, yah.
berarti, diperlukan justifikasi mengenai poin ketiga: benarkah dengan melakukan (3) berarti rifu melakukan (1)?
hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa tidak ada hubungan implikasi di mana (3) <–> (1), sebab terdapat kasus di mana (3) = #true dan (1) = #false.
dengan demikian, untuk memvalidasi implikasi tersebut, (3) perlu direduksi menjadi
(4) rifu berkali-kali jadian dengan cewek
kenyataannya, (3) dan (4) adalah hal yang berbeda. pernyataan (3) terhadap rifu adalah valid (sesuai tulisan beliau sendiri), namun (4) masih perlu dijustifikasi kembali.
sekarang kita tinjau (4). kita definisikan ‘berkali-kali’ sebagai n kali jadian, dengan n > 1. bila (4) terpenuhi, maka rifu jelas melanggar (1), sehingga beliau tidak konsisten.
berdasarkan definisi tersebut, ditemukan bahwa (4) tidak terpenuhi, sebab diketahui jumlah n <= 1, yaitu (n = 0) v (n = 1). dengan demikian, pada rifu berlaku (3) = #true, sementara (4) = #false.
dengan demikian, diperoleh bahwa (1) tidak valid untuk rifu, karena (4) tidak terpenuhi. dari pembuktian ini, dapat disimpulkan bahwa rifu tidak bersikap inkonsisten terhadap prinsipnya.
Q.E.D.
::
ditunggu orang pertama yang paham mengenai maksud dari tulisan saya
@ Yudi
ribet betul,, Ma ga ngerti,,!! -lari ke FK biar ga ketemu yang beginian-
n tidak terpenuhi?? artinya ga pernah diterima dong,, 🙂
*kabur sejauh jauhnya*
rifu, #23 dan #24 di-delete, yah. kalau sudah, comment ini juga di-delete saja.
ternyata nggak bisa langsung parsing LT-GT dari comment…
grazie 🙂
~salahJugaSih
~gakPakeLT-GT
~ 😦
yaah,, ada yang n=1nya,, batal mau ngatain deh,,
@yud1
wah, ga bisa dong, kalo saya (1) maka saya ga bisa (3).
validasi? reduksi? kok bisa jadi (4)? kan (4) dan (3) adalah dua hal berbeda *ya, kita sama2 tau itu*?
gimana caranya mereduksi (3) menjadi (4)?
*nyepet… nyepet… tau deh… rifu kan belum pernah jadian…*
berarti saya konsisten kan?
bagaimana kalau saya (3)? *sementara (3) selalu membuka kemungkinan ke arah (4)* kalau saya memang (1), padahal saya melakukan (3) jadinya saya inkonsisten juga..
pertanyaannya.. benarkah saya (1)? apa sih definisi (1) yang sebenernya? karena saya melihat disini definisi (1) dari yud1 itu masih terlalu luas..
oya, maksudnya
itu apa?
@Ma
mau ngejek apa kamu? *rifu siap2 ancang2 ngejar2 Ma*
sama fu, aku juga salah jurusan. cm, aku coba tuk tetep bertahan, hehe
eh, yg tadi salah masukin comment, sorry ya
salah masukin komen? yang mana? yang “kenapa?” itu?
ngga pa pa kok.
hihi, karena teh novi tetep bertahan, maka teh novi bakal lulus duluan deh..
*rifu merenungkan nasib*
:: Rifu
logika, oii… karena (4) pasti (3) tapi (3) tidak selalu (4), makanya (3) direduksi ke (4). gitu, deh. lihat lagi deh bagian matematika logika di SMU dulu.
kalau (3) dan nggak (4), jelas tidak inkonsisten! lihat definisi (1). jelas, kan. ‘pengrajin nembak’ (pinjem omongan jejakpena 🙂 ) itu tidak berarti ‘pengrajin jadian’…
btw, di jurusan baru nggak ada matematika? 😎
:: Ma!!!
lho, ternyata yang dapat hadiahya mbak Ma… itu benar, kok. silakan teruskan mencelanya
ooo, implikasi tapi bukan biimplikasi. kalau (4) maka pasti (3) tapi (3) belum tentu (4). ic ic.
kalau (3) dan ngga (4), jadinya saya konsisten gitu? karena meskipun saya sering (3)nembak, tapi ga pernah (4)jadian? ok deh…
*cukup, biarkan dunia tahu bahwa Arief (nama asli rifu) memang tidak pernah jadian*
siapa bilang di biologi ga ada matematika? ntar agustus aja bakal ada konferensi (eh atau seminar apa workshop ya?) biomatematika di ITB.
*lha, itu kan ga ada di kuliah*
oh, kalo di kuliah seenggaknya dapet biostatistik.
*huaa.. biostatistik…*
Rifu,, quote-nya kacaw balau!!! benerin doong,,
*memelas*
maap Ma, entah kenapa kalo gw edit, jadinya malah ga keluar blockquotenya. jadi kaya LT-GT parser gitu. ada yang tau cara matiin kaya gitu di Opera ga? kayaknya firefox sih ga masalah, tapi firefox gw ada bugnya. gimana yaaa?
*pura2 ga bisa, tidak tersentuh oleh memelasnya* 😀
gw cobain pake IE deh. makanya jangan cekikikan pas concern sendiri. jadinya kaya gitu kan. hahahaha!!! 😀
Iyeeey!!! seneng,, mana hadiahnya? 😀
gile,, menohok!! Rifu, bertahanlah,,
*sok concern sendirinya cekikikan,,*
@ Rifu
di mikro ada matematika,, Ma sih ga ada lagi, thank god! tapi statistik masi ada sih,,
Eh iya,, OOT nih,, kmaren kan Rifu nanya mekanisme vasodilatasi dari sistem parasimpatis, Ma udah nanya nih,, kata temen Ma, waktu sistem parasimpatis bekerja, hipotalamus mentrigger keluarnya zat antaran tertentu (yang udah disebut temen Ma itu dan Ma lupa, sori,,) yang ntar melekat ke reseptor di sel sel pembuluh darah, ntar jadi relaksasi deh,,
gitu,,
yang di atas tadi diapus yak,, 😛
-Ma kok niat banget ya,,?-
diapus? gak mau ah, males… 🙂
hihihi, jangan… itu kan menunjukkan niat nya Ma!!! 😀
kejam,, kejaaam,, kejaaam,,
yud1 kan salah ngepost komen juga,, diapusin ama rifu,,
,,,,
ntar didoain dapet calon istri yang paling cocok buat rifu deh,,
*bribe-nya ga keren,, 😛 *
bribe nya ga keren, tapi tepat sasaran. makanya sudah saya hapus. 🙂
Fu, Blog saya sudah ganti tuh. Jadi di wordpress. Liat yah dan ganti alamat linknya… ada artikel bagus tuh*promosi*, hehehe….
ok ok 😀
*baca lagi*
Hmmmm,,
*mikir*
,,,,
*kabur*
heh, bagi2 hasil pikirannya dong Ma..!!!
*kejar*
*tarik Ma lagi ke sini*
😈
salam
tulisan yang sangat manusiawi
Inkonsistensi?
yg Sibermedik tau dari lab PK & PA:
-Konsistensi Lunak.Kenyal
-tidak tampak tanda2 keganasan
*Halah*
@almirza
wa’alaikum salam
iya, memang…
@sibermedik
wah wah wah, apa itu PK dan PA? kasih tau dong
PK= Patologi Klinik..ilmu yg ngurusi Darah, Urine, Sputum, Feces, Kolesterol ETC
PA= Patologi Anatomi..ilmu yg ngurusi Sel, Kanker, Tumor, Andeng2…
dan apa yang dimaksud inkonsistensi dalam PK dan PA itu? *rifu nih, OOT tetep aja yah diladenin*
*gimana yah, aku kan baik*
*ditimpuk karena narsis*